Lapas Lambaroe
Beranda » Berita » Kegiatan Buka Puasa Bersama Dengan Warga Binaan Pada Hari Selasa Di Lapas Lambaro Aceh Besar

Kegiatan Buka Puasa Bersama Dengan Warga Binaan Pada Hari Selasa Di Lapas Lambaro Aceh Besar

filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; module: j; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Hdr; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 341.35513; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;

Aceh Besar, Lambaroe, Lapas Kelas IIA Gelar berbuka puasa dengan warga binaan di hari Selasa 18 Maret 2025 beserta jajaran media. Warga Binaan Jajaran petugas Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banda Aceh Lambaroe Aceh besar. dalam rangka mempererat silaturahmi di bulan suci Ramadan. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Aceh, Yan Rusmanto.

Yan Rusmanto, menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari Safari Ramadan yang rutin dilakukan. “Di Banda Aceh dan sekitarnya, terdapat beberapa kesatuan kerja yang biasanya bergantian menggelar kegiatan serupa. Ini menjadi momentum penting untuk mempererat persaudaraan di dalam Lapas,” ujarnya.

Selain mempererat hubungan antara petugas dan warga binaan, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi para narapidana untuk merasakan kebersamaan dalam berbuka puasa, yang mungkin sebelumnya mereka jalani bersama keluarga. Lapas Kelas IIB Kutacane beberapa waktu lalu, kini kembali dan didominasi menyerahkan diri bahkan diantar keluarga masing-masing.

Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Ditjenpas) Aceh, Yan Rusmanto saat berbuka puasa bersama jajaran petugas pemasyarakatan beserta warga binaan di Lapas Kelas IIA Banda Aceh, Lambaro, Aceh Besar menceritakan musabab kaburnya puluhan napi dari Lapas Kelas IIB Kutacane Aceh Tengah, menjelang buka puasa, Senin (10/3/2025) lalu.

Dikatakannya, penyelidikan terakhir mengungkapkan, para napi nekat kabur sore itu akibat diprovokasi salah seorang yang di masa lalu kerap dipercaya dan diberikan amanah sebagai Tahanan Pendamping bertugas membantu pegawai lapas dan warga binaan.

Kemudian setelah menjadi residivis, napi tersebut tidak lagi diamanahkan sebagai Tamping karena alasan sudah bolak-balik lapas.

Mungkin dia merasa ada kurang kenyamanan sehingga sempat melakukan tindak-tindakan yang tidak seharusnya,” ungkap Yan. Bahkan beberapa kali, napi tersebut sempat membuat onar, namun masih bisa diredam petugas lapas.

Nah, sampai kemarin membuat onar (lagi), memprovokasi, sampai akhirnya terjadi pelarian,” kata Yan.

Meski demikian dikatakannya, napi yang memprovokasi tersebut justru tidak berhasil melarikan diri. Dia juga memastikan, siapapun yang berhasil kabur pasti tidak nyaman. Saya pastikan bahwa, ketika mereka melarikan diri, sudah pasti tidak nyaman karena statusnya sebagai buronan,” ucap Yan.

Kakanwil Ditjenpas itu menyampaikan, belajar dari kasus Lapas di Kutacane, pihaknya berpesan kepada seluruh Kalapas maupun Karutan se-Aceh agar meningkatkan keamanannya dengan mempertebal pengamanan.

Langkah yang dilakukan dengan memberdayakan semua petugas yang ada, dan tidak kalah penting yakni berkoordinasi dengan aparat kepolisian maupun TNI, sehingga pada saat-saat tertentu atau jam-jam rawan mendapat dukungan dari TNI dan Polri

× Advertisement
× Advertisement